Mudah-mudahan cerita ini bisa membuat kita agar lebih berhati-hati agar tidak terlalu cepat percaya dengan seseorang. Khususnya yang mengiming-imingi Hadiah.
Kriing... Kriing...
Suara telepon di pagi itu mengganggu aku dan Mama-ku yang tengah menikmati secangkir teh manis hangat sambil menonton Berita di televisi. Dan beritanya tidak jauh masih seputar Tol Cipularang yang dianggap mistis. Tiap kali mengganti channel, pasti berita itu terulang lagi. Hufft, lama-lama aku bosan!
Langsung saja aku menyapa ramah seseorang yang berada di ujung sana, "Hallo, Assalamualaikum.."
"Walaikumsalam," balasnya dengan suara sedikit berwibawa ala Customer Service. "Selamat Pagi, bisa bicara dengan Ibu Dewi?" Sebut saja itu nama Mama-ku, Dewi.
"Darimana ya?"
"Dari Telkom," katanya yang mengatasnamakan PT. Telkom.
"Tunggu sebentar ya, Pak." tanpa fikir panjang aku berbisik kepada Mama, "Dari Telkom".
Sempat bertanya dalam hati juga, ada apa yah pihak Telkom telepon dan ingin bicara dengan Ibuku? Bukankah kalau hanya ingin menawarkan Paket Speedy-nya bisa langsung dengan siapapun yang menerima telepon tersebut, aku misalnya. Tapi entahlah, mungkin ada pemberitahuan lain.
"Ya Hallo," sapa Mama yang tidak kalah ramah denganku, bahkan lebih ramah.
"Selamat Pagi Ibu, saya dari Telkom ingin memberitahukan bahwa Ibu Dewi terpilih menjadi Pemenang yang mendapatkan Sepeda Motor Yamaha. Selamat ya Ibu!
"Maaf Pak, Pemenang apa yah?" tanya Mama sekali lagi untuk memastikan.
"Alhamdulillah Ibu, Ibu akan mendapatkan hadiah berupa Sepeda Motor Yamaha dari Telkom. Sekali lagi selamat ya Ibu. Alhamdulillah.." Jelas si Penelepon itu semangat.
Tiing..!
Sepertinya Mama sudah tau dengan siapa Beliau berbicara. Yaitu dengan seorang Penipu yang tengah berusaha mengelabui korbannya.
"Maaf Pak,tapi saya sudah punya motor!"
"Tapi ini Sepeda Motor Yamaha, Bu."
"Oia?!" dengan malas Mama jawab sekenanya.
"Ya Bu. Ibu silahkan menghubungi pihak Telkom di nomor berikut..."
Belum selesai si Penelepon itu menyebutkan nomor teleponnya, Mama langsung memotong pembicaraannya, "Aduh Pak, saya lagi buru-buru mau pergi."
"Hanya menelepon ke Kantor Bu."
"Nggak bisa, Pak. Saya mau pergi sekarang."
"Ya udah kalo nggak mau!"
Tuut... Tuut... Tuut...
Dengan begini sudah jelas bahwa si Penelepon itu adalah seorang Penipu. Bukankah sebagai seorang Customer Service atau seseorang yang bekerja di Perusahaan Services akan memberikan Pelayanannya yang terbaik. Dan dituntut untuk menciptakan komunikasi yang ramah kepada Customernya. Sedang dari ending cerita tersebut, si Penelepon malah langsung menutup teleponnya dan bahkan mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya.
Hati-hati teman, jika kalian menerima telepon yang mungkin ceritanya mirip seperti ini.
Berdasarkan dari cerita nyata seorang Tetangga lainnya (yang bisa dibilang adalah Korban):
Si Penipu yang mengatasnamakan PT. Telkom tersebut memberikan nomor telepon agar kita menghubungi Perusahaannya. Lalu pihak Perusahaan (teman sekongkolnya) akan menyuruh kita untuk segera mentransfer uang sejumlah yang mereka minta (bahkan bisa sampai belasan juta). Baru setelah itu kita bisa mengambil hadiahnya. Tetapi pada kenyataannya, uang kita akan lenyap tak berbekas.